Program Sosialisasi Pembuatan Briket dari Kotoran Kambing sebagai Alternatif Pengganti Media Tanam Vanili

Dalam program ini, mahasiswa KKN-T 63 mengumpulkan masyarakat kelompok tani vanili di sekitar daerah Madura untuk memberikan pelatihan dan sosialisasi mengenai pembuatan briket dari kotoran kambing. Mereka menjelaskan manfaat penggunaan briket ini, termasuk keberlanjutan ekologis dan ekonomis. Dalam proses pembuatan briket, mereka mengumpulkan kotoran kambing dari peternakan setempat, mengeringkannya, dan mengompresnya menjadi briket padat yang dapat digunakan sebagai media tanam vanili.

Selain mengurangi ketergantungan pada bahan kimia, penggunaan briket dari kotoran kambing juga memberikan manfaat lain. Briket ini mengandung nutrisi alami yang diperlukan oleh tanaman vanili dan membantu meningkatkan kualitas tanah. Selain itu, penggunaan briket juga berkontribusi pada pengelolaan limbah peternakan yang lebih baik, mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan.

Menurut Nadia Lutfiana, salah satu mahasiswa KKN-T 63 yang terlibat dalam program sosialisasi ini, penggunaan briket dari kotoran kambing telah memberikan dampak positif bagi petani vanili. "Kami melihat petani semakin menyadari pentingnya pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan manfaat dari penggunaan briket ini. Mereka menyambut baik inisiatif kami dan berencana untuk menerapkannya dalam praktik pertanian mereka," ujar Nadia Lutfiana.

Program sosialisasi pembuatan briket dari kotoran kambing sebagai alternatif pengganti media tanam vanili ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Masyarakat setempat menyambut baik upaya mahasiswa dalam memperkenalkan solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk pertanian vanili.

Diharapkan bahwa melalui program ini, penggunaan briket dari kotoran kambing sebagai media tanam vanili dapat menjadi praktik yang lebih umum di daerah Madura dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan serta keberlanjutan pertanian vanili. Mahasiswa KKN-T 63 Universitas Trunojoyo Madura berharap inisiatif mereka dapat menginspirasi petani lainnya untuk mengadopsi praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.